Kamis, 28 November 2013

Puisi Duka Nestapa

                                                                                                                         karya: Moch Naufal Rizki

Peluh keringgat bercucuran,
menjadi awal duka nestapa.
Berlomba dengan deru-deru jalanan.
Demi sesuap nasi yang memilukan

Bersaing dengan terik panas matahari
Menyajikan suara emas di perempatan
Bertaruh nyawa dan diri
Demi sepeser uang recehan

Kesunyian mulai tiba
Cahaya remang menghiasi sudut jalan
Terbaring tubuh yang lelah
Dengan beralaskan koran

Malam yang dingin
Tak mengusikmereka
Seakan terlelap
dalam lelahnya dunia.